Sepak bola bukan sekadar olahraga, tapi juga passion yang menyatukan jutaan orang di seluruh dunia. Dari gemuruh stadion hingga obrolan seru di warung kopi, selalu ada cerita menarik di balik setiap pertandingan. Di sini, kami hadir untuk menyajikan berita terkini, analisis tajam, dan fakta unik seputar dunia sepak bola dengan gaya yang santai dan mudah dicerna.
Apakah kamu penggemar berat yang selalu update skor terbaru, atau sekadar penikmat gol-gol indah di highlight pertandingan? Tenang, di sini kamu bakal menemukan semua yang kamu butuhkan! Dari liga top Eropa hingga kisah inspiratif di lapangan hijau, kami siap menemani harimu dengan informasi sepak bola yang seru dan tentunya human friendly.
![Omar Marmoush di laga Manchester City vs Chelsea Omar Marmoush di laga Manchester City vs Chelsea](https://eyesoccer.id/wp-content/uploads/2025/02/Jack-Grealish-Harus-Dikorbankan-Dalam-Peran-Baru-Usai-Kedatangan-Omar.jpg)
eyesoccer.id – Manchester City kini memiliki kesempatan untuk mencoba peran baru bagi Jack Grealish setelah kedatangan Omar Marmoush dari Eintracht Frankfurt dengan nilai transfer sebesar Rp 1,2 Triliun.
Mantan gelandang City, Dietmar Hamann, berpendapat bahwa Pep Guardiola kini menghadapi tantangan untuk memaksimalkan potensi Marmoush dan Erling Haaland di lini depan.
Marmoush bergabung dengan Manchester City pekan lalu setelah tampil impresif bersama klub Bundesliga tersebut dengan torehan 20 gol di semua kompetisi musim ini.
Pemain asal Mesir itu langsung dipercaya untuk tampil saat timnya meraih kemenangan 3-1 atas Chelsea. Dalam pertandingan tersebut, dia ditempatkan di sisi kiri lini serang dan menunjukkan performa yang tajam.
Kehadiran Marmoush membuat peluang bermain Grealish menjadi lebih terbatas. Pemain berusia 25 tahun itu harus bersaing dengan Savinho yang akhir-akhir ini tampil sangat baik di posisi tersebut. Dengan situasi seperti ini, kemungkinan bagi Grealish untuk mendapatkan menit bermain reguler di sisi kiri semakin kecil.
Peluang Baru Bagi Grealish
Namun, Hamann melihat kondisi ini sebagai peluang bagi Grealish untuk beradaptasi dengan peran baru. Dia menilai bahwa mantan pemain Aston Villa itu sebaiknya ditempatkan lebih ke tengah agar kemampuannya dalam menguasai bola dan menciptakan peluang dapat dimaksimalkan.
Hamann mengungkapkan pandangannya bahwa dengan hadirnya Marmoush, Grealish kini harus bersaing lebih keras untuk mendapatkan tempat di tim utama, khususnya di sayap kiri.
Dia merasa bahwa pemain berusia 28 tahun itu tidak memiliki kecepatan luar biasa yang dibutuhkan untuk bermain sebagai winger, tetapi kemampuannya dalam mengontrol bola dan menciptakan peluang bisa lebih efektif jika dimainkan di tengah.
Selain itu, jumlah gol yang dicetaknya dari posisi sayap dianggap belum cukup bagus untuk Manchester City, sehingga perubahan posisi bisa menjadi solusi, misalnya dengan peran lebih sentral.
Memadukan Marmoush dan Haaland
Sementara itu, Guardiola kini harus mencari cara agar Marmoush dan Haaland bisa bermain bersama secara efektif. Hamann menilai bahwa Marmoush sebelumnya tampil gemilang di Frankfurt karena dipasangkan dengan Hugo Ekitike, yang memiliki gaya bermain saling melengkapi.
Kini, tantangan baru muncul karena Haaland adalah tipe penyerang yang lebih statis dan cenderung tetap berada di area tertentu, yang bisa memengaruhi cara bermain Marmoush.
Hamann juga menilai bahwa Marmoush merupakan pemain yang menyukai peran bebas dan sering bergerak ke berbagai sisi lapangan. Namun, di bawah asuhan Guardiola, kemungkinan besar ia tidak akan memiliki kebebasan yang sama seperti di Frankfurt.
Dia juga mengingatkan bahwa Haaland adalah pemain yang mendominasi area kotak penalti, sehingga Marmoush harus menyesuaikan diri agar bisa tetap produktif.
Meski demikian, Hamann yakin bahwa kegagalan Marmoush di City, jika terjadi, bukan karena kurangnya kualitas. Dia menilai bahwa pemain tersebut memiliki bakat luar biasa dan telah membuktikan kemampuannya di sepak bola Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada jaminan dalam dunia sepak bola, dan kesuksesan pemain tergantung pada bagaimana ia beradaptasi dengan sistem permainan serta rekan setimnya. Dia juga menyoroti bahwa tidak semua pemain dapat dengan mudah beradaptasi dengan tekanan dan ekspektasi tinggi di Premier League.