Sepak bola bukan sekadar olahraga, tapi juga passion yang menyatukan jutaan orang di seluruh dunia. Dari gemuruh stadion hingga obrolan seru di warung kopi, selalu ada cerita menarik di balik setiap pertandingan. Di sini, kami hadir untuk menyajikan berita terkini, analisis tajam, dan fakta unik seputar dunia sepak bola dengan gaya yang santai dan mudah dicerna.
Apakah kamu penggemar berat yang selalu update skor terbaru, atau sekadar penikmat gol-gol indah di highlight pertandingan? Tenang, di sini kamu bakal menemukan semua yang kamu butuhkan! Dari liga top Eropa hingga kisah inspiratif di lapangan hijau, kami siap menemani harimu dengan informasi sepak bola yang seru dan tentunya human friendly.

eyesoccer.id – Rio Ferdinand, legenda Manchester United, menyoroti empat pemain The Red Devils yang dinilai tidak cocok dengan gaya bermain yang diusung oleh manajer baru mereka, Ruben Amorim.
Meski United berhasil meraih kemenangan penting 3-2 atas Ipswich Town pada Kamis (27/2) dini hari WIB di Premier League, performa tim secara keseluruhan masih jauh dari memuaskan.
Ferdinand menilai bahwa beberapa pemain kunci Manchester United tidak memiliki kemampuan fisik dan taktis yang dibutuhkan untuk menjalankan taktik yang dimainkan Ruben Amorim.
Dalam analisisnya di TNT Sports, Ferdinand menyebut nama Joshua Zirkzee, Matthijs de Ligt, Harry Maguire, dan Rasmus Hojlund sebagai pemain yang tidak sesuai dengan gaya bermain dinamis dan atletis yang menjadi ciri khas tim Amorim saat melatih Sporting CP.
Ferdinand menjelaskan bahwa Amorim membutuhkan pemain yang tidak hanya paham secara taktis, tetapi juga memiliki kemampuan fisik yang mumpuni untuk menekan dan menguasai permainan.
Mantan bek tengah timnas Inggris itu menambahkan bahwa tim Manchester United saat ini tidak memiliki mobilitas dan dinamika yang dibutuhkan untuk menerapkan taktikAmorim.
Dia membandingkan dengan tim Sporting CP yang dikenal sebagai tim atletis dan dinamis, yang menjadi kunci kesuksesan mereka di Liga Portugal. Menurutnya, jantung tim United saat ini lebih mengandalkan kualitas individu daripada kemampuan kolektif untuk mendominasi secara fisik.
Tantangan Besar Amorim
Sejak menggantikan Erik ten Hag pada November lalu, Amorim telah mengalami sembilan kekalahan dalam 19 pertandingan. United saat ini tertinggal 14 poin dari posisi empat besar Premier League, dan transisi ke taktik 3-4-2-1 yang diusung Amorim masih jauh dari mulus. Beberapa pemain terlihat kesulitan beradaptasi, dan kohesi taktis seringkali tidak terlihat.
Perubahan besar di skuat United diperkirakan akan terjadi musim panas ini, tetapi masalah Financial Fair Play (FFP) bisa membatasi kemampuan klub untuk melakukan overhaul besar-besaran.
Pada bursa transfer Januari lalu, Manchester United hanya mendatangkan Patrick Dorgu sebagai bek sayap, dan penambahan pemain baru kemungkinan besar akan bergantung pada penjualan pemain.
Dalam pertandingan melawan Ipswich, United sempat tertinggal lebih dulu setelah Jaden Philogene memanfaatkan kesalahan komunikasi antara Dorgu dan kiper Andre Onana. Namun, gol bunuh diri Sam Morsy dan gol jarak dekat Matthijs de Ligt berhasil membalikkan kedudukan.
Sayangnya, Dorgu menerima kartu merah setelah melakukan tekel keras pada Omari Hutchinson menjelang turun minum, dan Ipswich memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dengan mencetak gol kedua melalui Philogene.
Di babak kedua, United tampil lebih agresif dan berhasil memenangkan pertandingan berkat gol sundulan Harry Maguire dari tendangan sudut. Meski meraih tiga poin penting, performa tim secara keseluruhan masih meninggalkan banyak tanda tanya, terutama terkait adaptasi pemain dengan taktik baru Amorim.