Sepak bola bukan sekadar olahraga, tapi juga passion yang menyatukan jutaan orang di seluruh dunia. Dari gemuruh stadion hingga obrolan seru di warung kopi, selalu ada cerita menarik di balik setiap pertandingan. Di sini, kami hadir untuk menyajikan berita terkini, analisis tajam, dan fakta unik seputar dunia sepak bola dengan gaya yang santai dan mudah dicerna.
Apakah kamu penggemar berat yang selalu update skor terbaru, atau sekadar penikmat gol-gol indah di highlight pertandingan? Tenang, di sini kamu bakal menemukan semua yang kamu butuhkan! Dari liga top Eropa hingga kisah inspiratif di lapangan hijau, kami siap menemani harimu dengan informasi sepak bola yang seru dan tentunya human friendly.

eyesoccer.id – Real Madrid dikabarkan telah membuka pembicaraan dengan Xabi Alonso, pelatih Bayer Leverkusen, mengenai kemungkinan sang pelatih muda tersebut bergabung ke ibu kota Spanyol.
Menurut laporan Mario Cortegana dari The Athletic, pembicaraan ini bahkan bisa berujung pada kepindahan Alonso musim panas ini. Orang-orang penting di Real Madrid disebut sangat tertarik dengan gaya bermain dinamis dan modern yang dibawa Alonso, yang diyakini bisa memaksimalkan potensi beberapa pemain di skuad.
Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid saat ini, dikabarkan telah mengetahui adanya pembicaraan ini. Meskipun Ancelotti ingin tetap bertahan di klub, memenangkan La Liga atau Liga Champions musim ini bisa menjadi kunci untuk mempertahankan posisinya.
Namun, kontrak Ancelotti juga memungkinkan Real Madrid untuk menawarkannya peran non-kepelatihan jika mereka memutuskan untuk menggantinya. Klub percaya bahwa Ancelotti masih bisa memberikan banyak kontribusi di berbagai bidang.
Keputusan Ancelotti
Sementara itu, Ancelotti baru-baru ini muncul dalam podcast Giacomo Poretti dan membagikan pemikirannya tentang pengalaman kepelatihannya, sepak bola modern, serta beberapa pemain kunci yang pernah dia tangani.
Ancelotti mengungkapkan bahwa dia tidak akan memutuskan kapan petualangannya di Real Madrid akan berakhir. Dia menegaskan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan presiden klub, Florentino Pérez.
Taktisi Italia itu juga membahas tantangan dalam manajemen pemain. Dia bercerita tentang seorang pemain yang pernah menutup wajahnya dengan handuk saat dia berbicara di ruang ganti.
Ancelotti menyebut bahwa konflik dengan pemain adalah hal yang wajar, tetapi semuanya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Dia menekankan bahwa beberapa pemain sering kali sulit membedakan antara dirinya sebagai pelatih dan sebagai pribadi, terutama ketika mereka tidak dimainkan.
Selain itu, Ancelotti menyoroti masalah rasisme yang dialami oleh Vinicius Junior dan Nico Williams. Dia menyatakan bahwa sepak bola masih harus melakukan banyak langkah maju untuk mengatasi masalah ini. Ancelotti juga memuji bakat alami Kylian Mbappe, yang menurutnya adalah anugerah dari alam dan dikelola dengan kerja keras serta pengorbanan.
Ancelotti juga membahas struktur unik Real Madrid, yang tidak dimiliki oleh satu pemilik seperti klub-klub lain. Dia menyebut bahwa pemilik sejati klub adalah para anggota, dan tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Juru taktik berusia 65 tahun itu memuji kepemimpinan Santiago Bernabéu dan Florentino Pérez yang telah berhasil membawa Real Madrid beradaptasi dengan sepak bola modern.
Terkait evolusi sepak bola, Ancelotti mengakui bahwa menjadi pelatih sekarang jauh lebih rumit dibandingkan dulu. Dia bercerita bahwa dulu, dia hanya perlu mencatat beberapa hal sederhana seperti siapa yang mengambil tendangan sudut atau penalti. Sekarang, analisis video dan penyesuaian taktis telah membuat pekerjaan pelatih menjadi jauh lebih detail dan menuntut.
Terakhir, Ancelotti membahas kebiasaannya mengunyah permen karet selama pertandingan. Dia mengaku bahwa kebiasaan itu membantunya mengurangi stres.
Meskipun beberapa orang mengkritiknya, Ancelotti merasa itu adalah cara yang efektif untuk menenangkan diri, terutama ketika detak jantungnya mencapai 120 saat pertandingan dimulai.